• SKSF

  • Kang Marx

  • Pendidikan Gratis !!

  • GO !!

  • Lawan !!

  • Peasant

  • Soeara Massa

  • Pabrik

Sunday, 17 November 2013

MIFEE



Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) : 
Praktik Perampasan Tanah Di Tanah Papua
 Oleh: Symphati Dimas R

Saat ini, baik pada skala global maupun nasional, komoditas pertanian pangan sedang dialihkan pemanfaatannya dari yang semula merupakan bahan makanan pokok manusia (pangan), menjadi bahan baku untuk energi alternatif (bahan bakar nabati). Hal itu dikarenakan adanya monopoli bahan bakar minyak bumi yang menjadi pemicu terjadinya krisis energi. Sehingga terciptalah sebuah situasi di mana komoditas pertanian menjadi barang rebutan, ini di tunjukan dengan masifnya perluasan dan pengembangan perkebunan sekala besar dibelahan dunia tidak terkecuali di Indonesia, hal ini tentu saja menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh rakyat karena banyak tanah-tanah rakyat yang di rampas untuk kepentingan tersebut.

Wednesday, 30 October 2013

COSMOPOLITE



Tanggapan Atas Pernyataan Drs. Ade Banani, MMS dalam Forum COSMOPOLITE “APEC: Indonesia Untung Atau Buntung” Pada Kamis, 10 Oktober 2013 Pukul 15.30-Selesai di Fakultas Ekonomi Unsoed Gedung A Ruang 204.
Tentang Sikap Beliau dalam Mendukung Sistem Kerja Outsorcing Bagi Kaum Buruh Di Indonesia

Oleh : Symphati Dimas R

Pengantar
Surat terbuka ini adalah tanggapan dari sebuah forum yang cukup menarik, dimana Bapak Ade Banani mencoba mengkritisi pertemuan KTT APEC yang baru saja usai pada tanggal 8 Oktober 2013 lalu. Menurut beliau APEC tidaklah menguntungkan bagi indonesia karena dinilai indonesia secara kekuatan ekonomi dan politik belumlah mampu bersai di tingkat Asia Pasifik. Penguatan basis ekonomi indonesia menurut beliau adalah dengan bagaimana menjadikan Indonesia sebagai temapat yang nyaman bagi para investor, terutama asing. Menurut beliau, Indonesia saat ini belumlah beriklim bisnis yang nyaman, beliau mencontohkan, tuntutan buruh di Jakarta dengan meminta kenaikan upah hingga 3,5 juta adalah hal yang berlebihan, dan sistem kerja outsorcing yang selama ini ditentang oleh para buruh adalah sebuah sistem yang cukup rasional dan baik.

Surat ini bertujuan untuk mengkritisi pendapat beliau yang saya berikan cetak tebal diatas.

The Simpsons Movie



Goresan Singkat "Film The Simpsons Movie"
oleh : Symphati Dimas R
           

Film The Simpsons Movie merupakan sebuah karya yang cukup monumental dari sutradara David Silverman yang diliris pada tahun 2007. Dikatakan karya cukup monumental karena film ini bersisi kritik yang cukup padat mengenai masalah lingkungan. Permasalahan lingkungan yang diangkat dalam film ini dikhususkan untuk Amerika Serikat.


Film tersebut menggambarkan suatu kota di Amerika Serikat bernama Springfield. Kota ini menunjukan pencemaran lingkungan yang cukup akut. Hal ini utamanya dikarenakan terjadi penyalahgunaan fungsi sungai, sungai di kota dijadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat setempat. Pencemarannya dikhawatirkan  akan dapat mengakibatkan dampak yang lebih besar ke wilayah lain.
Cerita pokok dari film ini adalah bagaimana permasalahan sampah yang merupakan limbah industri dan rumah tangga yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Diceritakan bahwa masyarakat secara terorganisir kerap membuang sampah di sekitaran sungai kota. Fenomena sosial ini kian menjalar hingga menimbulkan masalah pencemaran air sungai kota. Meski dalam ceritanya terdapa beberapa aktivis muda yang mencoba peduli akan kondisi lingkungan, namun perannya tidaklah signifikan.

Friday, 11 October 2013

Konflik Antara Masyarakat Adat dan Pemerintah (Kontradiksi Hukum Positif dan Hukum Adat)

Konflik Antara Masyarakat Adat dan Pemerintah
(Kontradiksi Hukum Positif dan Hukum Adat)
 Symphati Dimas R

Selama ini muncul anggapan bahwa pelaksanaan reforma agraria akan mengancam eksistensi golongan masyarakat atau bangsa minoritas atau yang biasa disebut ‘masyarakat adat’.[1] Anggapan ini sesungguhnya tidaklah keliru, namun tidak pula tepat. Munculnya anggapan ini berasal dari pelaksanaan pseudo land reform (reforma agraria palsu) yang dilaksanakan pemerintah pada masa Orde Baru melalui program transmigrasi. Sebagaimana telah banyak diulas secara kritis dan ilmiah, pelaksanaan program transmigrasi pada era Orde Baru pada akhirnya memunculkan kesan ‘Kolonialisme Jawa’ yang memunculkan reaksi negatif dari masyarakat dalam berbagai bentuk konflik sosial sampai gerakan bersenjata. Reaksi tersebut dikarenakan program transmigrasi dilaksanakan tanpa terlebih dulu melakukan penyiapan infrastruktur sosial, politik, dan kebudayaan pada masyarakat yang sebelumnya mendiami areal transmigrasi.

Wednesday, 25 September 2013

HARI TANI NASIONAL 2013

53 usia tahun sudah hari tani nasional. Namun, kaum tani Indonesia tak juga kunjung sejahtera dan merdeka. Kaum tani Indonesia kerap dibohongi oleh SBY-Boedi dengan politik monopoli dan perampasan tanah. Hal ini telah menjadikan mayoritas rakyat Indonesia menjadi kaum tani yang tak bertanah (buruh tani) dan tani miskin yang rata-rata luas lahan pertaniannya hanya ± 0,3 Ha. Penyempitan lahan kaum tani ini semakin intensif sehingga jumlah kaum tani yang tak bertanah menunjukkan angka yang terus meningkat. Menyempitnya lahan kaum tani ini, berbanding terbalik dengan kepemilikan lahan oleh perusahaan negara maupun swasta. Saat ini perkebunan besar, tambang dan taman nasional telah melakukan monopoli besar-besaran tanah dengan menggunakan kekuasaan negara. Perkebunan sawit telah melakukan monopoli tanah sebesar 26 juta hectar. Selain perkebunan Kelapa Sawit, perkebunan kayu juga melakukan hal yang sama, pertambahan jumlah perkebunan kayu  saat ini sebesar 15% atau sekitar 1,6 juta hektar pertahun,  dan ada sekitar 290 perusahaan yang memegang ijin perkebunan kayu (HTI) di Indonesia.
Disusul berikutnya oleh perkebunan tanaman pangan skala besar juga menjadi orientasi lanjutan pemerintah dalam berbagai mega proyeknya, seperti di wilayah Merauke, pemerintah telah menyediakan 1,62 juta hektar lahan sebagai pusat pengembangan pertanian pangan. Namun dalam jangka menengah, lahan yang akan dikembangkan seluas 500.000 hektar. Tahun 2010 pemerintah berupaya menawarkan 100.000 hektar terlebih dahulu. Selain di Merauke terdapat juga proyek yang sama di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur  dimana saat ini Gurbenur sedang berlomba-lomba menjual wilayahnya untuk food estate.Monopoli tanah selain di perkebunan milik negara dan swasta juga berlangsung di Taman Nasional dan sector pertambangan. Saat ini taman nasional berjumlah 50 diseluruh Indonesia dengan monopoli penguasaan tanah seluas 16,33 juta hectar, sementara cagar alam  yang berjumlah 248 yang memiliki luas 2, 45 juta hectar, taman buru berjumlah 14 dengan luas 225 ribu hektar, suaka margasatwa 75 dengan luas 5,1 juta hektar, taman wisata lam 118 dengan luas 750 ribu hektar dan taman hutan raya 22 dengan luas 344 ribu hektar. Sistem pertambangan besar milik imperialis, pengusaha besar swasta dalam negeri dan perusahaan tambang negara telah melakukan monopoli tanah besar-besaran dengan 11.000 izin pertambangan di seluruh Indonesia, dengan jumlah terbanyak di Kalimantan dan Sumatera. Pertambangan minyak bumi, gas, batu bara, panas bumi dan aneka mineral menggunakan areal tanah yang sangat luas. Salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia, PT Freeport di Papua telah menguasai lahan dengan luas 527.400 hektar. Maka dalam peringatan Hari Tani Nasional 2013 ini KUTU LONCAT menuntut kepada Pemerintah dibawah pimpinan SBY sebagai Rezim Boneka imperialisme untuk : 
  1. HENTIKAN PERAMPASAN TANAH, 
  2. BERIKAN TANAH PADA RAKYAT KHUSUSNYA KAUM TANI, 
  3. LAKSANAKAN REFORMA AGRARIA SEJATI DAN KEDAULATAN PANGAN SEJATI, 
  4. HETIKAN SEGALA BENTUK TINDAK KRIMINAL TERHADAP KAUM TANI, 
  5. WUJUDKAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN GRATIS BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA, 
  6. JUNK APEC & WTO

Monday, 2 September 2013

BERPIKIR DAN CARA BEKERJA



CARA BERPIKIR DAN CARA BEKERJA YANG BENAR

 (Front Mahasiswa Nasional Purwokerto)

Mengapa penting bagi kita untuk memiliki dan mempraktekkan cara berpikir dan cara bekerja yang benar ? Cara berpikir yang benar akan menjadikan kita mampu untuk mengerti dan memahami kebenaran dari kenyataan. Demikian pula cara berpikir yang benar akan membuat kita mampu memiliki panduan bekerja yang tepat sehingga pada akhirnya dapat bekerja dengan benar. Karena cara berpikir kita yang salah selama ini, seringkali kita tidak dapat memahami secara sebenar-benarnya kenyataan dari persoalan yang dihadapi. Misalnya, cara berpikir yang banyak menghinggapi mahasiswa bahwa mahalnya biaya pendidikan dan si miskin tidak bisa berkuliah itu wajar dan tidak bisa diubah. Cara berpikir ini telah membuat mahasiswa tidak dapat melihat dengan sebenar-benarnya bahwa ada sebab-sebab konkret yang mengakibatkan penderitaan dan kemiskinan mereka yaitu penindasan imperialisme dan feodalisme. Sehingga pada prakteknya sebagian besar mahasiswa belum terdorong untuk bergerak dan mengorganisasikan diri guna menghancurkan sebab-sebab mahal dan sulitnya akses pendidikan yang menyebabkan pemuda indonesia tak jelas nasibnya.

Cara berpikir yang benar juga akan menjadikan kita mampu untuk membongkar realitas atau kenyataan yang sesungguhnya. Di kalangan kaum buruh banyak terdapat pemikiran bahwa pengusaha atau pemilik pabrik lah yang memiliki peranan lebih penting dan menentukan karena merekalah yang memiliki modal dan mesin-mesin produksi. Sehingga dengan demikian menjadi wajar kalau pengusaha mendapat bagian keuntungan yang jauh lebih besar daripada apa yang didapat oleh buruh dalam bentuk gaji atau upah. Oleh karenanya, buruh juga tidak boleh untuk menuntut macam-macam seperti kenaikan upah buruh atau kebebasan berorganisasi. Cara berpikir seperti ini telah membuat sebagian besar buruh tidak memiliki kesadaran bahwa tenaga kerja merekalah yang sebenarnya memiliki peranan menentukan bagi gerak roda produksi di pabrik. Tanpa tenaga kerja buruh, maka pabrik akan berhenti berproduksi. Dan sebenarnya, pemilikan alat produksi secara perseorangan oleh pengusaha lah yang menjadi sumber penindasan terhadap buruh.