Wednesday, 13 February 2013

Antara ide dan indera



SYMPHATI DIMAS RAFI’I
            Manusia di dunia ini memiliki panca indera untuk membantu mereka agar dapat mengetahi segala sesuatunya baik yang manusia itu lihat, rasa, dan yang mereka dengar. Selain memiliki indera. Manusia juga memiliki kemampuan berpikir yang dalam hal ini dilkukan oleh akal manusia itu, dari pikiran-pikiran itu manusia dapat menghasilkan ide-ide atau dapat juga menghasilkan gagasan. Dalam diri manusia kemampuan indera dan akal manusia berjalan seperti sendiri-sendiri.
            Plato menyebutkan bahwa ide lah yang berperan lebih penting dalam kehidupan manusia ketimbang kemampuan indera,karena menurutnya ide itu lebih dulu ada jauh sebelum raga manusia itu sendiri ada, dengan kata lain ide memiliki dunia sendiri sebelum menyatu dengan manusia, jadi ide sudah lebih dulu mengetahui segala sesuatu yaqng belum pernah di rasa oleh indera manusia.

Dunia ide
            Plato merujuk dari teori-teori Empedocles dan Democritus tentang atom yang walaupun di dunia ini semua berjalan mengalir namun pasti tetap ada yang tidak berubah itu yang di sebut “atom”. Namun plato menyikapi hal ini dengan cara yang berbeda. Plato percaya bahwa semua yang ada di dunia ini yang nyata “mengalir”, maka tidak ada “zat” yang tidak hancur jelas memang merurut plato segala yang termasuk ke “dunia material” itu terbuat dari meteri yang lambat laun akan hancur terkikis oleh waktu, namun semua itu di buat dengan “cetakan” yang tak kenal waktu dan kekal abadi. Plato mencontohkan dengan kuda, menurutnya semua kuda itu sama, namun bagi kita yang awam pasti menganggap semua kuda itu tidak ada yang sama, sekalipun itu kembar. Namun lain halnya dengan pandangan plato, menurut dia ada sesuatu yang sama-sama di miliki oleh semua kuda, sesuatu yang memungkinkan kita untuk mengenali itu adalah kuda. Seekor kuda mungkin akan pasti akan berubah dengan sendirinya, ia akan menjadi tua dan mungkin juga lumpuh, namun bentuk atau “cetakan” si kuda itu akan tetap kekal dan abadi. Menurut plato semua yang kekal dan abadi itu bukanlah bahan dasarnya melainkan yang seperti di jelaskan oleh Empedocles dan Democritus. Konsepsi plato berkaitan dengan yang kekal dan yang abadi ialah yang bersifat spiritual dan abstrak, dan dari situ segala sesuatu di ciptakan.
            Plato sampai pada kesimpulan bahwa pasti ada realitas di balik “dunia materi” . dia menyebut realitas ini dunia ide  disitu tersimpan pola-pola yang kekal dan abadi di balik berbagai macam fenomena di alam, teori tersebut di sebutr teori ide Plato.      
            Analogi lain adalah segala sesuatu yang ada di alam ini, yang nyata dapat disamakan dengan busa sabun yang hanya sementara berada di alam ini, tidak ada yang kekal dan abadi di dunia inderawi ini, manusia,tumbuhan, dan hewan lambat laun akan mati, bahkan batu marmer akan berubah dan lambat laun hancur.

Dunia indera
            Di dunia yang satu ini merupakan dunia yang penuh dengan fenomena alam yang sementara, tak ada sama sekali yang kekal yang dapat dirasakan oleh ke lima indera manusia. Dalam dunia indera ini tidak ada yang selalu ada,yang ada hanyalah segala sesuatu yang datang dan pergi yang bersifat sementara. Semua yang di rasa oleh indera manusia merupaka bayang-bayang semata, yang dimana wujud kekalnya ada di dunia ide manusia.
Kekekalan
            Seperti yang dikatakan plato bahwa yang kekal adalah ide atau akal manusia. Jika di bandingkan dengan indera yang dimiliki oleh manusia tentu dapat di lihat bahwa apa yang di hasilkan atau diperoleh  indera kita hanyalah pengetahuan yang tidak tepat atau tidak sempurna. Kita ambil contoh jika kita melihat meja di hadapan kita, apakah kita tau pasti apa warna meja itu ? jika kita menjawab warna meja itu coklat, bagaimana jika orang lain melihat meja yang sama dari sudut pandang yang berbeda dengan kita ? tentu warna meja itu tidak sama dengan warna meja yang kita lihat karena disana terdapat efek cahaya yang berbeda, dari contoh indera pengelihatan saja kita sudah tau bahwa indera kita itu memberi pengetahuan yang tidak tepat. Begitu juga dengan indera perasa kita, pasti setiap orang memiliki jawaban masing-masing tentang serat-serat yang terdapat pada meja. Dengan memperhatikan meja itu dengan menggunakan indera kita tentu meja tersebut lambat laun akan hilang, entah itu rusak, atau di pindah tempat, jika menggunakan indera kita, kita pasti berpendapat bahwa meja itu tidak ada seiring rusaknya atau berpindahnya meja itu, jika kita memejamkan mata saja meja itu pun dengan sendirinya hilang.
            Lain halnya dengan idea tau pikiran kita, meja abadi  hanya ada di dunia ide manusia saja dan meja itulah yang akan kekal walaupun wujud nyata dari meja tersebut sudah lenyap, kita dapat tahu bagaimana meja itu walaupun kita memejamkan mata dengan ide kita, meja itu tidak akan hilang selamanya dan tetap kekal abadi. Itulah yang disebut meja ideal.
Contoh lain saya dapat ketika saya duduk di depan sebuah rumah pada pagi hari, tepat di hadapan saya berdiri dengan kokoh gunung Slamet yang terlihat indah. Namun menjelang malam tiba dan mataharipun sudah tidak memperlihatkan keberadaanya lagi, saya kembali duduk di tepat itu, saya melihat perlahan gunung yang megah di hadapan saya itu perlahan menghilang dari penglihatan saya seiring dengan meredupnya cahaya matahari. Dengan menyaksikan fenomena tersebut kita dapat mengetahui bahwa gunung yang megah sekalipun jika di lihat oleh mata kita akan mudah sekali hilang hanya dengan pengaruh cahaya. Kita jika tanpa kemampuan akal dan ide kita pasti sudah berasumsi bahwa gunung itu memang telah menghilang, namun ide kita tentang gunung berbicara lain, gunung yang megah yang pada pagi hari dapat di rasakan oleh indera manusia itu akan tetap abadi ada walaupun gunung itu tidak lagi terlihat oleh mata. Fenomena tambahan ini semakilah memperkuat teori di atas tentang kekekalan dan keabadian ide.
Dari penjelasan di atas telah dapat di simpulkan bahwa kekekalan material di alam ini hanya di miliki oleh ide-ide manusia, bukan oleh inderawi manusia. Ide dapat membuat 50 bahkan lebih kue puteri salju yang sama peris, bahkan dalam ide kuda-kuda dan binatang lainya merupakan sama, dan benda material di alam ini pun berbentuk sama dan tetap kekal dan abadi. Gunung yang megah sekalipun akan tetap abadi wujudnya dalam dunia ide kita.

0 komentar:

Post a Comment