Manusia di dunia ini memiliki panca
indera untuk membantu mereka agar dapat mengetahi segala sesuatunya baik yang
manusia itu lihat, rasa, dan yang mereka dengar. Selain memiliki indera. Manusia
juga memiliki kemampuan berpikir yang dalam hal ini dilkukan oleh akal manusia
itu, dari pikiran-pikiran itu manusia dapat menghasilkan ide-ide atau dapat
juga menghasilkan gagasan. Dalam diri manusia kemampuan indera dan akal manusia
berjalan seperti sendiri-sendiri.
Plato menyebutkan bahwa ide lah yang
berperan lebih penting dalam kehidupan manusia ketimbang kemampuan
indera,karena menurutnya ide itu lebih dulu ada jauh sebelum raga manusia itu
sendiri ada, dengan kata lain ide memiliki dunia sendiri sebelum menyatu dengan
manusia, jadi ide sudah lebih dulu mengetahui segala sesuatu yaqng belum pernah
di rasa oleh indera manusia.
Dunia ide
Plato merujuk dari teori-teori
Empedocles dan Democritus tentang atom yang walaupun di dunia ini semua
berjalan mengalir namun pasti tetap ada yang tidak berubah itu yang di sebut
“atom”. Namun plato menyikapi hal ini dengan cara yang berbeda. Plato percaya
bahwa semua yang ada di dunia ini yang nyata “mengalir”, maka tidak ada “zat”
yang tidak hancur jelas memang merurut plato segala yang termasuk ke “dunia
material” itu terbuat dari meteri yang lambat laun akan hancur terkikis oleh
waktu, namun semua itu di buat dengan “cetakan” yang tak kenal waktu dan kekal
abadi. Plato mencontohkan dengan kuda, menurutnya semua kuda itu sama, namun
bagi kita yang awam pasti menganggap semua kuda itu tidak ada yang sama,
sekalipun itu kembar. Namun lain halnya dengan pandangan plato, menurut dia ada
sesuatu yang sama-sama
di miliki oleh semua kuda, sesuatu yang memungkinkan kita untuk mengenali itu
adalah kuda. Seekor kuda mungkin akan pasti akan berubah dengan sendirinya, ia
akan menjadi tua dan mungkin juga lumpuh, namun bentuk atau “cetakan” si kuda
itu akan tetap kekal dan abadi. Menurut plato semua yang kekal dan abadi itu
bukanlah bahan dasarnya melainkan yang seperti di jelaskan oleh Empedocles dan
Democritus. Konsepsi plato berkaitan dengan yang kekal dan yang abadi ialah
yang bersifat spiritual dan abstrak, dan dari situ segala sesuatu di ciptakan.
Plato sampai pada kesimpulan bahwa
pasti ada realitas di balik “dunia materi” . dia menyebut realitas ini dunia ide disitu tersimpan pola-pola yang kekal dan
abadi di balik berbagai macam fenomena di alam, teori tersebut di sebutr teori ide Plato.
Analogi lain adalah segala sesuatu
yang ada di alam ini, yang nyata dapat disamakan dengan busa sabun yang hanya
sementara berada di alam ini, tidak ada yang kekal dan abadi di dunia inderawi
ini, manusia,tumbuhan, dan hewan lambat laun akan mati, bahkan batu marmer akan
berubah dan lambat laun hancur.
Dunia indera
Di dunia yang satu ini merupakan
dunia yang penuh dengan fenomena alam yang sementara, tak ada sama sekali yang
kekal yang dapat dirasakan oleh ke lima indera manusia. Dalam dunia indera ini
tidak ada yang selalu ada,yang ada
hanyalah segala sesuatu yang datang dan pergi yang bersifat sementara. Semua
yang di rasa oleh indera manusia merupaka bayang-bayang semata, yang dimana
wujud kekalnya ada di dunia ide manusia.
Kekekalan
Seperti yang dikatakan plato bahwa
yang kekal adalah ide atau akal manusia. Jika di bandingkan dengan indera yang
dimiliki oleh manusia tentu dapat di lihat bahwa apa yang di hasilkan atau
diperoleh indera kita hanyalah
pengetahuan yang tidak tepat atau tidak sempurna. Kita ambil contoh jika kita
melihat meja di hadapan kita, apakah
kita tau pasti apa warna meja itu ? jika kita menjawab warna meja itu coklat, bagaimana jika orang
lain melihat meja yang sama dari
sudut pandang yang berbeda dengan kita ? tentu warna meja itu tidak sama dengan warna meja yang kita lihat karena disana terdapat efek cahaya yang
berbeda, dari contoh indera pengelihatan saja kita sudah tau bahwa indera kita
itu memberi pengetahuan yang tidak tepat. Begitu juga dengan indera perasa
kita, pasti setiap orang memiliki jawaban masing-masing tentang serat-serat yang
terdapat pada meja. Dengan
memperhatikan meja itu dengan
menggunakan indera kita tentu meja
tersebut lambat laun akan hilang, entah itu rusak, atau di pindah tempat, jika
menggunakan indera kita, kita pasti berpendapat bahwa meja itu tidak ada seiring rusaknya atau berpindahnya meja itu, jika kita memejamkan mata saja
meja itu pun dengan sendirinya
hilang.
Lain halnya dengan idea tau pikiran
kita, meja abadi hanya ada di dunia ide manusia saja dan meja itulah yang akan kekal walaupun
wujud nyata dari meja tersebut sudah
lenyap, kita dapat tahu bagaimana meja
itu walaupun kita memejamkan mata dengan ide kita, meja itu tidak akan hilang selamanya dan tetap kekal abadi. Itulah
yang disebut meja ideal.
Contoh lain saya dapat ketika saya duduk di depan sebuah rumah
pada pagi hari, tepat di hadapan saya berdiri dengan kokoh gunung Slamet yang
terlihat indah. Namun menjelang malam tiba dan mataharipun sudah tidak
memperlihatkan keberadaanya lagi, saya kembali duduk di tepat itu, saya melihat
perlahan gunung yang megah di hadapan saya itu perlahan menghilang dari
penglihatan saya seiring dengan meredupnya cahaya matahari. Dengan menyaksikan
fenomena tersebut kita dapat mengetahui bahwa gunung yang megah sekalipun jika
di lihat oleh mata kita akan mudah sekali hilang hanya dengan pengaruh cahaya.
Kita jika tanpa kemampuan akal dan ide kita pasti sudah berasumsi bahwa gunung
itu memang telah menghilang, namun ide kita tentang gunung berbicara lain,
gunung yang megah yang pada pagi hari dapat di rasakan oleh indera manusia itu
akan tetap abadi ada walaupun gunung itu tidak lagi terlihat oleh mata.
Fenomena tambahan ini semakilah memperkuat teori di atas tentang kekekalan dan
keabadian ide.
Dari
penjelasan di atas telah dapat di simpulkan bahwa kekekalan material di alam
ini hanya di miliki oleh ide-ide manusia, bukan oleh inderawi manusia. Ide
dapat membuat 50 bahkan lebih kue puteri salju yang sama peris, bahkan dalam
ide kuda-kuda dan binatang lainya merupakan sama, dan benda material di alam
ini pun berbentuk sama dan tetap kekal dan abadi. Gunung yang megah sekalipun akan tetap abadi wujudnya
dalam dunia ide kita.
0 komentar:
Post a Comment