Merauke
Integrated Food and Energy Estate
(MIFEE) :
Praktik Perampasan Tanah Di Tanah Papua
Oleh: Symphati Dimas R
Saat
ini, baik pada skala global maupun nasional, komoditas pertanian pangan sedang
dialihkan pemanfaatannya dari yang semula merupakan bahan makanan pokok manusia
(pangan), menjadi bahan baku untuk energi alternatif (bahan bakar nabati). Hal
itu dikarenakan adanya monopoli bahan bakar minyak bumi
yang menjadi
pemicu terjadinya krisis energi. Sehingga
terciptalah sebuah situasi di mana komoditas pertanian menjadi barang rebutan,
ini di tunjukan dengan masifnya perluasan dan pengembangan perkebunan sekala besar
dibelahan dunia tidak terkecuali di Indonesia, hal ini tentu saja menjadi
persoalan serius yang di hadapi oleh rakyat karena banyak tanah-tanah rakyat
yang di rampas untuk kepentingan tersebut.
Untuk mendukung bisnis komoditi
pangan berbasiskan lahan skala luas ini, dibutuhkan infrastruktur penunjang
untuk produksi, distribusi dan pasar. Negara didorong untuk memproduksi
kebijakan program dan dana mendukung pengembangan infrastruktur tersebut. Dalam
kasus Indonesia, pemerintah mengeluarkan MP3EI (Master Plan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) hingga tahun 2025. Sumber dana proyek
MP3EI boleh jadi berupa pinjaman ‘hutang’ yang diberikan kepada pemerintah
Indonesia oleh lembaga keuangan yang sebagian besar dikuasai perusahaan
transnasional.
Pemerintah
Indonesia telah memberikan izin pengusahaan hutan industri di atas tanah adat
komunitas Zanegi kepada perusahaan kayu PT Selaras Inti Semesta (SIS), anak
perusahaan Medco Group, yang memiliki konsesi seluas lebih dari 169.400 ha. PT
SIS adalah salah satu dari 80 lebih perusahaan yang beroperasi dalam proyek
agroindustri raksasa MIFEE yang menjadi program pemerintah. Proyek MIFEE
diresmikan pada tahun 2010 oleh Menteri Pertanian Suswono, yang didukung oleh
sejumlah kebijakan, diantaranya Peraturan Pemerintah No. 18/2010 tentang Usaha
Budidaya Tanaman. Saat ini proyek tersebut mencakup wilayah 2,8 juta hektar, lebih
dari separuh wilayah Merauke seluas 4,5 juta ha. Dalam laporan GRAINàKelompok
hak asasi bidang pertanian yang berbasis di Spanyol, disebutkan bahwa Saudi Binladen Group
menargetkan 500.000 hektar tanah pertanian di Merauke, Papua untuk produksi
beras basmati dengan menggunakan benih padi Saudi, yang akan diekspor ke Arab
Saudi untuk memenuhi kebutuhan domestik mereka. Menurut laporan ini, kelompok
BinLaden pada bulan Agustus 2008 menandatangani perjanjian investasi senilai
kurang lebih US$ 4,3 miliar, sebagai perwakilan dari konsorsium 15 investor
Arab yang dikenal dengan nama Konsorsium Produk Pangan Timur Tengah, untuk
membangun 500 ribu lahan padi di Indonesia.[4]
Saudi
BinLaden Group
adalah perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah Arab
Saudi untuk mengatasi masalah kerentanan pasokan bahan pangan negeri kerajaan
tersebut melalui pengadaan proyek pangan di luar negeri. Dalam proyek pangan di
Merauke, rencana investasinya diperkirakan akan mencapai hingga US$ 43 juta per
5 (lima) ribu hektar. Kelompok ini juga mempertimbangkan untuk menyediakan
sejumlah beras untuk pasar lokal (agar masyarakat setempat tidak
mempermasalahkan keberadaan proyek tersebut). Mitra lokalnya di Indonesia
adalah Medco (minyak dan pertambangan), Sumber Alam Sutera (benih padi
hibrida), dan Bangun Cipta Sarana (konstruksi).
Kerja sama dengan Saudi
Binladen Group ini merupakan bagian dari proyek pusat pengembangan pertanian pangan
dan energi seluas 1,62 juta hektar di atas, tidak hanya mencakup padi, tapi
juga jagung, sorghum, kacang kedelai, dan tebu, yang sebagian besar akan
dikonversi menjadi bahan bakar nabati. Saudi Binladen Group memiliki 15% saham
di dalam perkebunan kelapa sawit dan konglomerat pertambangan Bakrie and
Brothers.[5]
Fenomena
MIFEE ini telah membuktikan watak komprador dari pemerintah indonesia.
Pemerintah bukan ingin melakukan penguatan pangan di dalam negeri namun hanyan
ingin mengambil keuntungan dari bisnis penyewaan lahan. Tanah berupa sawah,
hutan, dan rawa di Merauke akan dijadikan industri padi, kelapa sawit, dan
kedelai berskala besar untuk penyuplai kebutuhan pangan dan energi luar negeri.
Hal ini menjadi ironi ketika pemerintah membumi hanguskan komoditi pokok pangan
masyarakat berupa sagu.
Dampak
dari kondisi ini adalah terusirnya masyarakat dari tanahnya sendiri dan krisis
pangan. Sophie Chao, Project
Officer di Forest Peoples Programme, sebuah organisasi hak asasi manusia
internasional yang berkantor di UK, mengunjungi Zanegi pada bulan Mei 2013 dan
melaporkan:
”Penyakit dan kekurangan
gizi merajalela. Pada tahun 2013 saja lima balita meninggal karena malnutrisi.
Tubuh mereka kurus kering, menderita infeksi kulit karena masalah air, balita
dan anak-anak lesu lemah dan berperut buncit, semuanya merupakan bukti adanya
kerentanan pangan parah yang sedang dihadapi komunitas sebagai akibat berpindah
tangannya tanah adat dan penghidupan mereka ke tangan pemodal pendatang.”[6]
Munculnya mega
proyek ini telah menjadi bukti bahwa politik agraria di Indonesia dikuasai
sepenuhnya oleh perusahaan transnasional melaului tangan pemerintah bonekanya
di Indonesia.
Referensi :
Aliansi Gerakan Reforma
Agraria. “Perampasan Tanah: Sebab,
Bentuk, dan Akibatnya Bagi Kaum Tani”.
Brosur Propaganda Front
Mahasiswa Nasional. “Hari Tani Nasional
Ke-52”. 24 September 2012.
Forest People Programme. “Kelaparan dan kemiskinan
di Indonesia: organisasi masyarakat sipil menyerukan penghentian proyek MIFEE
di Papua sebelum ada perbaikan bagi masyarakat setempat.”. 2 September 2013.
Grain, “Seized! The
2008 land grab for food and financial security.” Grain briefing, Oktober
2008.
Peter Robson, “West
Papua: Land grab to displace locals”, dalam Green Left online, 10
April 2010.
ReplyDeleteSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Saya Widya Okta, saya ingin bersaksi pekerjaan Tuhan yang baik dalam hidup saya untuk orang-orang saya yang mencari pinjaman di Asia dan bagian lain dari kata itu, karena ekonomi yang buruk di beberapa negara.
ReplyDeleteApakah mereka mencari pinjaman di antara Anda? Maka Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan kredit palsu di internet, tetapi mereka masih asli sekali di perusahaan pinjaman palsu. Saya telah menjadi korban penipuan pemberi pinjaman 6 kredit, saya kehilangan banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka.
Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang dari hutang saya sendiri, sebelum saya dibebaskan dari penjara dan seorang teman saya yang saya jelaskan situasi saya kemudian memperkenalkan saya kepada perusahaan pinjaman yang dapat diandalkan yaitu SANDRAOVIALOANFIRM. Saya mendapatkan pinjaman saya sebesar Rp900.000.000 dari SANDRAOVIALOANFIRM pada tingkat rendah 2% dalam 24 jam yang saya terapkan tanpa tekanan atau stres. Jika Anda membutuhkan pinjaman, Anda dapat menghubungi dia melalui email: (sandraovialoanfirm@gmail.com)
Jika Anda memerlukan bantuan dalam proses pinjaman, Anda dapat menghubungi saya melalui email: (widyaokta750@gmail.com) dan beberapa orang lain yang juga mendapatkan pinjaman mereka, Mrs. Jelli Mira, email: (jellimira750@gmail.com). Yang saya lakukan adalah memastikan saya tidak pernah membayar pembayaran cicilan bulanan seperti yang disepakati dengan perusahaan pinjaman.
Jadi saya memutuskan untuk membagikan karya baik Tuhan melalui SANDRAOVIALOANFIRM, karena dia mengubah hidup saya dan keluarga saya. Itulah alasan Tuhan Mahakuasa akan selalu memberkatinya.