Symphati Dimas R
Konsepsi yang sering menjadi perdebatan panjang dan
salah satu faktor yang menghambat perkembangan pemikiran Marx adalah teorinya tentang agama. Agama adalah sebagai candu rakyat. Dalam pengertian ini,
termuat suatu implikasi bahwa apapun penghiburan yang dibawa oleh agama bagi
mereka yang menderita dan tertindas adalah merupakan suatu penghiburan yang
semu dan hanya memberi kedamaian sementara. Agama tidak menghasilkan solusi
yang nyata dan dalam kenyataannya, justru cenderung merintangi berbagai solusi
nyata dengan membuat penderitaan dan penindasan menjadi dapat ditanggung.
Solusi nyata yang dimaksud di sini adalah terkait dengan pengusahaan
peningkatan kesejahteraan secara material.
Agama merupakan candu rakyat dimana agama dalam hal ini adalah merupakan realitas ketertindasan yang rill dari keadaan manusia dalam masyarakat. Pemikirannya tentang agama ini tidak lepas dari tesis yang dikeluarkan oleh Feuerbach yang berbicara bahwa tuhan merupakan sebuah bentuk ciptaan dari pikiran manusia yang pada akhirnya manusia sendiri yang jadi merasa lebih hina ketimbang apa yang mereka ciptakan.
Pokok
pemikiran marx pada sisa hidupnya adalah mengenai kapitalisme. Sebuah teori
kapitalisme ini lahir dari Adam smith yang mulai mengepakan sayap teorinya
untuk menjawab perkembangan masyarakat industri pada masanya. Kapitalisme
merupakan sebuah sistem atau nafsu dimana modal yang berkuasa, atau dengan kata
lain bagaimana sistem ini dapat mengakumulasikan modal untuk mendapatkan sebuah
nilai lebih. Kapitalisme pada dasarnya memiliki empat karakteristik, yaitu hak kepemilikan pribadi yang merupakan sebuah konsep yang sangat
diagung-agungkan oleh kapitalisme karena dengan diakuinya kepemilikan pribadi
maka akan diakui pula hala-hal individualis yang lain. Kedua adalah motif mencari untung , kaitanya dengan
motif ini adalah ketika dalam sebuah masyarakat kapitalis konsepsi tentang hak
milik pribadi ini dijaga maka apa yang dimaksud dengan motif mencari untung
akan beriringan dengannya begitu pula dengan dua karakter yang lainnya yaitu
logika perdagangan bebas dan kompetisi yang dengan ini Adam Smith
mencita-citakan adanya pasar persaingan sempurna.
Berangkat
dari konsepsi tentang kapitalisme ini marx mencoba melihat lebih dalam apa yang
sebenarnya ada dalam sistem ini. marx menemukan kejanggalan yang ada dalam
sebuah masyarakat yang menganut sistem kapitalisme. Menurutnya kapitalisme
sudah pasti akan menimbulkan tiga bahaya laten terhadap kehidupan, bahaya yang
dimaksud adalah sistem kapitalisme akan menimbulkan apa yang dinamakan dengan
akumulasi, ekspansi, dan eksploitasi. Tiga hal tersebut akan terjadi karena
sifat dasar yang tamak dan rakus dari kapitalisme. Hal yang sangat menyita
perhatian marx adalah adanya penindasan yang sangat kentara didalam sistem
kapitalisme, marx membagi dua kelas utama yang menurutnya merupakan kontradiksi
yang paling pokok dalam sistem ekonomi kapitalisme yaitu kelas proletariat dan
kelas borjuasi. Marx melihat kelas proletariat terutama kaum buruh sangat
terkena dampak dari sistem ekonomi ini, hal ini terjadi karena kapitalisme
sangatlah menjunjung tinggi efisiensii dalam kerja-kerja produksi demi
memperoleh laba bagi pemodal. Efisiensi ini tidak akan mungkin didapatkan dari
mengurangi pembelian bahan baku ataupun penjualan, yang akan dilakukan oleh
pemodal adalah dengan menaikan jam kerja dan menekan gaji buruh untuk mendapat
apa yang dinamakan nilai lebih, nilai lebih inilah yang akhirnya menjadi modal
yang dapat diakumulasikan. Kontradiksi antara buruh dan pemilik modal akan
menimbulkan pertentangan kelas yang kian hari kian memanas .
Keterkaitan
antara agama dan ekonomi sebagai basicstruktur adalah bahwa agama merupakan
salah satu dari suprastruktur. Marx menekankan bahwa sejarah perubahan harus
dijelaskan dengan hubunganya basic struktur ekonomi. Berbagai lembaga
suprastruktur seperti agama, hukum, budaya, adat , dan yang lainya harus selalu
disubordinasikan kepada ekonomi. Menurut marx, perubahan ekonomi akan
menentukan perubahan nilai sosial pada suprastruktur.
Marx
ketika melakukan kritik tentang agama dikarenakan Marx
berkesimpulan bahwa sebelum orang dapat mencapai kebahagiaan yang senyatanya,
agama haruslah ditiadakan karena agama menjadi kebahagiaan semu dari
orang-orang tertindas. Namun, karena agama adalah produk dari kondisi
sosial, maka agama tidak dapat ditiadakan kecuali dengan meniadakan bentuk kondisi
sosial tersebut. Marx yakin bahwa agama itu tidak punya masa depan. Agama
bukanlah kencenderungan naluriah manusia yang melekat tetapi merupakan produk
dari lingkungan sosial tertentu. Secara jelas, Marx merujuk pada tesis
Feuerbach yang ketujuh yakni bahwa sentimen religius itu sendiri adalah suatu
produk sosial.
Dengan
kata lain, Marx melihat bahwa sebetulnya agama bukan menjadi dasar
penyebab keterasingan manusia. Agama hanyalah gejala sekunder dari keterasingan
manusia. Agama menjadi semacam pelarian karena realitas memaksa manusia untuk
melarikan diri. Manusia lalu hanya dapat merealisasikan diri secara semu yakni
dalam khayalan agama karena struktur masyarakat nyata tidak mengizinkan manusia
merealisasikan diri dengan sungguh-sungguh. Karena dalam masyarakat nyata
manusia menderita, manusia lalu mengharapkan mencapai keselamatan dari surga.
Oleh karenanya, penyebab keterasingan yang utama haruslah ditemukan dalam
keadaan masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, kritik jangan berhenti pada
agama. Bagi Marx, kritik agama akan menjadi percuma saja karena tidak mengubah
apa yang melahirkan agama. Yang menjadi permasalahan kemudian adalah mengapa
manusia sampai mengasingkan diri ke dalam agama? Menurut Marx, kondisi-kondisi
materiallah yang membuat manusia mengalienasikan diri dalam agama.(Selasa, 20 Mei 2010)
0 komentar:
Post a Comment