Wednesday 30 October 2013

The Simpsons Movie



Goresan Singkat "Film The Simpsons Movie"
oleh : Symphati Dimas R
           

Film The Simpsons Movie merupakan sebuah karya yang cukup monumental dari sutradara David Silverman yang diliris pada tahun 2007. Dikatakan karya cukup monumental karena film ini bersisi kritik yang cukup padat mengenai masalah lingkungan. Permasalahan lingkungan yang diangkat dalam film ini dikhususkan untuk Amerika Serikat.


Film tersebut menggambarkan suatu kota di Amerika Serikat bernama Springfield. Kota ini menunjukan pencemaran lingkungan yang cukup akut. Hal ini utamanya dikarenakan terjadi penyalahgunaan fungsi sungai, sungai di kota dijadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat setempat. Pencemarannya dikhawatirkan  akan dapat mengakibatkan dampak yang lebih besar ke wilayah lain.
Cerita pokok dari film ini adalah bagaimana permasalahan sampah yang merupakan limbah industri dan rumah tangga yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Diceritakan bahwa masyarakat secara terorganisir kerap membuang sampah di sekitaran sungai kota. Fenomena sosial ini kian menjalar hingga menimbulkan masalah pencemaran air sungai kota. Meski dalam ceritanya terdapa beberapa aktivis muda yang mencoba peduli akan kondisi lingkungan, namun perannya tidaklah signifikan.
Puncak kekacauan film ini terjadi ketika Homer yang berperan sebagai kepala keluarga Simpsons melakukan kesalahan fatal. Kesalahannya adalah ketika ia membuang kotoran babi peliharaanya yang ia tampung pada tabung besar ke sungai kota, sehingga menyebabkan polusi air dan udara serta kacaunya ekosistem yang ada di sungai. Hal ini memancing pemerintah untuk mengambil sikap melaului regulasi kebijakan lingkungan. Sikap pemerintah dalam film ini ditunjukan dengan terjunnya Environment Protection Asociation (EPA). Kedatangan EPA ditujukan untuk penanganan kondisi lingkungan di Springfield. EPA merupakan badan perlindungan lingkungan yang di pimpin oleh tokoh bernama Rush Gill.  Rush Gill adalah tokoh yang bertanggung jawab sekaligus eksekutor penanganan masalah lingkungan di Springfield dalam film “The Simpsons Movie”.  Solusi demi solusi dilancarkan Rush Gill dengan penuh otoriter dan represif.  Namun, masalah lingkungan di Springfield tidaklah selesai dan yang ada timbul masalah-masalah baru seperti krisis energi, pangan, dan meningkatnya kriminalitas.  Sampai pada titik yang paling ekstrim, Rush Gill mencoba untuk meledakkan kota Springfield demi menyelesaikan masalah lingkungan yang tak kunjung reda di daerah tersebut.
Film ini mencoba menggambarkan polemik masyarakat Amerika Serikat yang disebabkan oleh sampah dan pemerintah. Sampah merupakan konsekuensi logis dari indusrialisasi yang membabi buta. Industrialisasi yang hadir di Amerika Serikat berwatak eksploitatif, ekspansif, dan akumulatif. Kondisi ini yang menjadikan masyarakat sebagai sasaran pemasaran hasil produksi. Masyarakat dipaksakan untuk mengkonsumsi kebutuhan sehari-harinya dengan hasil industri padat akan sampah. Industri dengan menggunakan sirkuit kapital M-C-M¹ tidak ada kata untuk berhenti berproduksi.[1] Perputaran yang terus menerus ini yang membuat manusia tidak dapat menahan laju limbah yang dihasilkannya. Sehingga kemampuan manusia untuk menanggulangi polemik ini harus dibantu dengan peraturan yang dapat memperbaiki kondisi yang diakibatkan oleh sampah.
Peraturan atau kebijakan dilahirkan oleh pemerintah dengan melihat realitas yang terjadi di lingkungan dan masyarakat di dalamnya. Dalam hal ini, fokus pembahasan adalah kebijakan pemerintah yang diambil dalam menanggulangi masalah sampah di kota Springfield dalam film The Simpsons Movie. Pemerintah adalah pemilik hak utama dalam mengeluarkan dan menerapkan kebijakan. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah haruslah berlandas dari kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
Dalam hal ini, pemerintah melalui EPA mencoba beberapa kebijakan untuk menanggulangi sampah yang mencemari sungai dan lingkungan kota. Mulai dari pembuatan tembok pinggir sungai, mengisolasi kota beserta penduduknya dengan kurungan kaca setengah lingkaran, hingga rencana penghancuran kota bersama penduduknya.
Dengan beberapa bentuk tidakan yang dilakukan pemerintah, dapat dianalisis dengan pendekatan yang dikemukakan oleh Louis Althusser. Althusser mencoba mengembangkan unit analisis dalam melihat kekuasaan negara. Menurutnya negara memiliki dua alat untuk memaksakan kekuasaanya kepada rakyat. Kedua alat tersebut adalah Ideological State Apparatuses (ISA) dan Represive State Apparatuses (RSA). ISA adalah alat negara berbentuk halus seperti sistem agama, pendidikan, keluarga, hukum, sistem politik, media, dan Budaya, sedangkan RSA adalah bentuk keras dari negara, atau dengan cara represif dengan menggunakan kepolisian, tentara, dan lembaga kekerasan lainnya.[2]
Pemerintah melalui EPA-nya menunjukan sikap represifnya dalam menghadapi masalah yang dialami penduduk Springfield. Sikap represif ini menunjukan bahwa pemerintah tidak mau rugi ketika sebagian mempengaruhi sebagian lainnya, pemerintah telah hilang akal dalam menanggulangi dampak yang mereka timbulkan sendiri. sehingga dalam mengatasinya penuh dengan tindakan membabi buta.  Masalah pokok sampah adalah produksi pabrik dengan menggunakan banyak bahan yang menyebabkan limbah yang tak terbarukan, sehingga masyarakat tidak diberikan pilihan lain selain mengkonsumsi yang telah ada.

Referensi
Althusser, Louis. Tentang Ideologi : Marxisme Strukturalis, Psikoanalisis, Cultural Studies. Diterjemahkan oleh Olsy Vinoli Arnof. Yogyakarta: Jalasutra, 2004.


1. M-C-M¹ adalah sirkuit kapital yang dipakai oleh sistem kapitalisme untuk kembali memproduksi modal. “M”  pertama diasumsikan adalah modal awal, atau dalam ekonomi modern biasa disebut Money untuk menjalankan perdagangan dengan mengkonversinya menjadi “C” Comodity. Komoditas adalah hasil dari proses produksi dimana didalam komoditas terdapat nilai guna dan nilai lebih. Nilai lebih ini yang akhirnya dapat menentukan harga jual hasil produksi tersebut, hasil produksi ini dijual dan kembali pada para kapitalis dalam bentuk “M¹” atau akumulasi modal awal.
2. Louis Althusser, Tentang Ideologi : Marxisme Strukturalis, Psikoanalisis, Cultural Studies, terj. Olsy Vinoli Arnof (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), 21.

0 komentar:

Post a Comment